Program Sekolah
-
- Mata Pelajaran Umum
Mata pelajaran yang dilaksanakan oleh UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu tahun pelajaran 2023/2024 adalah Pendidikan Agama Islam sebagai agama mayoritas peserta didik, Agama Katolik, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Untuk Pendidikan Agama yang lain (Khatolik/ Kristen) tetap mendapatkan porsi yang sama dengan Pendidikan Agama Islam dengan melakukan kerjasama dengan pihak terkait untuk penyediaan tenaga pendidik. Sedangkan untuk mata pelajaran Seni, UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu mengakomodir Seni Rupa dan Seni Musik. Bahasa Jawa, Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pelajaran muatan lokal wajib untuk kelas I, II, III, IV, V, dan VI.
Rencana pembelajaran memuat tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang lengkap. Tujuan pembelajaran dibuat terukur, sehingga dapat terlihat progress dan umpan balik yang jelas pencapaiannya. Dalam kegiatan inti harus tersirat implentasi model pembelajaran (contohnya: problem based learning, project based learning dan inquiry based learning dan lainnya) dan strategi pembelajaran yang beragam untuk mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik. Diharapkan variasi model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan kemampuan peserta didik dalam menemukan serta menyampaikan ide dan gagasan, menemukan solusi, menghasilkan produk dan mengasah kemampuan literasi numerasi.
Rencana pembelajaran bersifat reflektif. Kontinuitas pembelajaran dapat terlihat dengan harapan tidak terjadi gap dan miskonsepsi dari pembelajaran sebelumnya. Dapat disusun mingguan yang tertuang ke dalam jadwal pembelajaran mingguan, namun catatan refleksi menjadi tambahan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
-
- Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Inggris
Mata Pelajaran Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib untuk kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan program sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik melalui berbicara, menuilis, dan mendengarkan. Konten materi lebih mengedepankan hal- hal yang sederhana yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari- hari seperti perkenalan diri, keadaan di rumah, di kelas, dan lingkungan sekitar.
-
- Mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa
Selain mata pelajaran umum, UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu pun mengakomodir bahasa Jawa (Bahasa daerah) sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Jawa. Bahasa daerah juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu. Pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis. Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastra daerah.
Desain pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa diturunkan dari kompetensi yang telah disusun oleh tim pengembang kurikulum Bahasa Daerah. Konten dalam bahasa daerah sama halnya dengan Bahasa Indonesia yang terdiri dari 4 elemen kebahasaan.
-
- Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif. Adapun tahapan kegiatan pengembangan diri dilakukan dengan cara:
- Identifikasi yang meliputi daya dukung, potensi bakat dan minat peserta didik dan potensi daerah.
- Pemetaan untuk:
- Jenis layanan pengembangan diri
- Petugas yang melayani
- Peserta didik yang dilayani
- Pelaksanaan program
- Pelaksanaan (Orentasi, pemantapan, pengembangan)
- Monitoring Pelaksanan
- Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
- Analisis hasil penilaian (berbasis data, proporsional, realistis, valid, transparan dan akuntabel)
- Pelaporan berupa format deskripsi dalam buku laporan pengembangan diri.
Pilihan pengembangan diri di UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu adalah sebagai berikut.
- Seni hadrah
Seni hadrah merupakan menjadi salah satu kesenian yang banyak dipertunjukkan di masyarakat, biasa digunakan untuk mengiringi lagu-lagu bernafaskan Islam. Musik hadrah atau rebana atau musik terbang diperkirakan berasal dari bentuk-bentuk musik yang bercirikan Islam yang ada sebelumnya.
- Baca Al qur’an
Baca Al qur’an adalah kegiatan siswa untuk belajar membaca Al qur’an yang di pandu olah guru agama yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan membaca Al qur’an
- Seni tari
Seni tari dalah suatu Gerakan tari yang di latihkan kepada siswa untuk mengenalkan berbagai tradisi tarian yang ada di Indonesia dan Kota Blitar khususnya
- Seni Lukis/mewarna
Seni Lukis/mewarna adalah Kegiatan siswa dalam meningkatkan bakat melukis dan mewarna
5 Karawitan
Karawitan adalah seni gamelan dan seni suara bertangga nada slendro dan pelog
- Pramuka
Pramuka singkatan dari Praja muda Karana, yang artinya Rakyat Muda yang suka berkarya. Pramuka merupakan organisasi atau gerakan kepanduan.
- Kepramukaan
Wadah proses pendidikan non formal dalam pembentukan karakter generasi bangsa yang dilaksanakan di Indonesia.
- Komputer
Pemanfaatan IT mendukung program- program sekolah
- Bridge
Pemanfaat pengasah otak
- Catur
Pemanfaatan pengasah otak
-
- Program Inklusi
UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu belum termasuk sekolah inklusif, namun UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu tetap mengusung keadilan dalam pendidikan di mana satuan pendidikan menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kemampuan diri. Untuk alasan tersebut, Sekolah merancang program inklusif dalam bentuk program individu yang dapat memfasilitasi peserta didik berkebutuhan khusus dengan kategori rendah.
Program individu disusun dengan penyesuaian kebutuhan masing-masing peserta didik, baik akademik maupun non-akademik. Program ini disusun oleh tim guru dengan melibatkan orang tua dan terapis atau psikolog. Hal utama yang diperhatikan dalam proses penyusunan program ini adalah bagaimana peserta didik dengan kebutuhan khusus mampu melakukan kecakapan dasar, keterampilan hidup, dan penumbuhan percaya diri. Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi baca, tulis hitung, cara bersosialisasi dan kemandirian merupakan bentuk program individu tersebut. Program ini pun akan dilakukan evaluasi secara berkala
setiap tiga bulan sekali atau bisa lebih cepat jika ada kondisi khusus untuk penyesuaian sehingga dapat terlihat bagaimana perkembangan peserta didik.
Pengondisian dalam lingkungan belajar dan bermain menjadi fokus utama lainnya sehingga peserta didik mampu belajar hal positif dari lingkungan sekitarnya, penerimaan yang baik dari lingkungan sekitar dan terhindar dari kasus bullying.
-
- Program Literasi
- Literasi Dasar
- Program Literasi
Literasi memiliki tiga makna, pertama secara sederhana adalah kemampuan membaca dan menulis. Kedua, literasi bermakna pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Ketiga, kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Dari makna literasi tersebut Nampak bahwa literasi tidak hanya terkait dengan membaca saja.
Literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks di mana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman.
Literasi dasar yang digunakan oleh Kemdikbud dalam gerakan literasi nasional. Ada enam jenis literasi; literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) bisa menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk mengambil keputusan.
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan risiko, (b) keterampilan, dan (c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat
-
-
- Gerakan Literasi di UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu.
-
- Kegiatan membaca Asmaul Husna dan khataman Qur’an untuk muslim dan ibadah untuk non muslim yang dilaksanakan setiap hari Jum’at sebelum KBM.
- Kegiatan literasi 15 menit membaca sebelum KBM berlangsung yang terintegrasi pada semua Mata pelajaran
- Adanya pojok baca di setiap kelas
- Kegiatan rutin untuk berkunjung ke perpustakaan di saat jam istirahat atau pada jam mata pelajaran tertentu
- Kegiatan yang mendatangkan perpustakaan keliling untuk hadir di sekolah kerja sama dengan Perpustakaan Bung Karno
- Menciptakan budaya 5S-1P (Senyum Salam Sapa Sopan Santun dan Peduli Lingkungan)
- Menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran atau ujian online
- Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kegiatan proyek penguatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran kegitan ini dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Ada beberapa bentuk kegiatan penguatan di UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu.
Pelaksanaan kegiatan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu dilaksanakan secara reguler. Peserta didik harus menyelesaikan 2 tema dalam 1 tahun dengan alokasi waktu 216 JP. Tema yang diambil mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dan penentuan pemilihan tema ditentukan oleh guru pengampu. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penilaian.
Alur/tahapan pelaksanaan proyek tiap mata pelajaran adalah sebagai berikut: 1) Penentuan tema proyek Profil Pelajar Pancasila tiap mata pelajaran dilaksanakan pada saat pembelajaran di kelas; 2) Tiap kelas menentukan tema yang akan dipilih dengan didampingi guru mata pelajaran masing-maisng kelas; 3) Guru mata pelajaran saling berkoordinasi untuk menentukan kolaborator yang sesuai; 4) Kelompok mata pelajaran kemudian mendesain proyek yang sesuai dengan tema yang dipilih; 5) Guru mata pelajaran kemudian merancang kisi-kisi, materi dan penilaian proyek beserta Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).
Kegiatan proyek profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan mengacu pada model pembelajaran berbasis proyek (PJBL). Langkah Kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini antara lain: 1) Mengambil topik yang sesuai realita dengan mentukan pertanyaan mendasar untuk memulai proyek; 2) Mendesain pelaksaan proyek; 3) Menyusun jadwal proyek ;4) memonitor peserta didik dan kemjuan proyek; 5) Menguji Hasil; 6) Mengevaluasi pengalaman yang sudah diperoleh oleh peserta didik.
Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh guru mata pelajaran, pembina dan wali kelas dengan tetap melibatkan orang tua baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak sekolah mengadakan pemantauan terkait kegiatan proyek tersebut. Contoh Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dirancang UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu terdapat pada lampiran 14.
Dalam kurikulum operasional di satuan pendidikan UPT Satuan Pendidikan SDN Tlumpu dirancang pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila. Pembelajaran ini masuk ke dalam ko-kurikuler yang dirancang dalam sesuai tema besar yang telah ditentukan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai bentuk proyek implementasi Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan.
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dikemas dalam dua proyek utama yang dapat ditampilkan secara terpadu. Pengalokasian waktu untuk kegiatan ini terpisah dari alokasi waktu kegiatan intrakurikuler sehingga tidak mengurangi kegiatan regular mingguan. Selain kedua proyek besar tersebut, dimensi Profil Pelajar Pancasila pun dikembangkan dalam proses pembelajaran intrakurikuler dalam pembelajaran tema dan mata pelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan, capaian operasional pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat peserta didik dan mampu mengembangkan kecakapan hidup peserta didik. Penguatan Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah- langkah yang harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi masalah dengan pertanyaan pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual implementasi Profil Pelajar Pancasila kemudian merancang proyek secara kolaboratif antara guru dan peserta didik disertai program penjadwalan yang disepakati, setelah itu dilanjut ke tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada presentasi hasil yang akan dievaluasi dan kemudian menjadi refleksi untuk perbaikan.
Pada tahun pelajaran 2023/2024, pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila mengusung implemetasi nilai-nilai Pancasila. Diawali dengan menganalisis permasalahan kontekstual yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kemudian menentukan proyek dalam bentuk hasil karya tulis, gerak dan seni, jiwa kewirausahaan dan potensi sumber daya alam dan budaya lokal di sekitar satuan pendidikan. Proyek ini dikembangkan per jenjang kelas dengan bimbingan guru kelas dan guru mata pelajaran yang kemudian digabungkan dalam satu event di akhir proyek di tiap-tiap akhir semester. Proyek pertama yang akan dilaksanakan pada bulan Semester I antara bulan Juli - Desember secara regular 2023 dengan mengambil tema Kearifan Lokal yang bertujuan untuk mengenal permainan tradisional dan mengenal berbagai tradisional berbagai daerah. Proyek kedua dilaksanakan di semester II antara bulan Januari - Juni 2024 dengan mengambil tema Kewirausahaan,di sini sekolah mengenalkan tentang pohon langka yang ada di Blitar yaitu pohon tanjung dan akan dijadikan sebagai kain yang bermotif bunga tanjung.
Tahap terakhir adalah tercapainya tujuan akhir dari pembelajaran berbasis proyek ini, yaitu selain untuk mengimplementasikan dalam keseharian sebagai agen Profil Pelajar Pancasila, juga untuk merancang pembelajaran ko-kurikuler yang inovatif, menarik dan capaian pembelajaran yang terkemas berbeda. Pembelajaran ini juga bentuk penguatan karakter yang membudaya pada satuan pendidikan.